Jumat, 22 Maret 2013

Makna Perayaan Galungan

Selain Hari Raya Nyepi yang dirayakan setahun sekali, masyarakat Bali juga mempunyai beberapa perayaan besar yang dirayakan setiap enam bulan Bali (1 bulan = 35 hari) atau setiap 210 hari menurut perhitungan panca wara, sapta wara dan pawukon yang digunakan di Bali, seperti Galungan, Kuningan, Saraswati, Pagerwesi, dll.

Sejak kapan Galungan dirayakan di Bali?
Menurut lontar Purana Bali Dwipa, Galungan pertama kali dirayakan pada hari Purnama Kapat, Budha/Rabu Kliwon Dungulan, tahun Saka 804 atau tahun 882 Masehi. Jadi kalau hari Rabu mempunyai panca wara: Kliwon dan wuku: Dunggulan, maka hari itu adalah hari Galungan.
Perayaan Galungan diwarisi oleh masyarakat Bali secara turun temurun sebagai perayaaan atas kemenangan dharma (kebenaran/kebaikan) terhadap adharma (kejahatan). Pada hari itulah umat Hindu berbahagia dan bersyukur atas karunia Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang menciptakan segala-galanya di dunia ini untuk kesejahteraan umat manusia.

Perayaan Galungan sesungguhnya telah dimulai sejak enam hari sebelum Galungan, disebut dengan Sugihan Jawa, yaitu hari Kamis/Whrespati Umanis wuku Sungsang. Hari ini merupakan hari penyucian dengan turunnya Bhatara-bhatara, jiwa suci leluhur ke bumi. Tiap-tiap keluarga melakukan persembahyangan di pura keluarga masing-masing.
Pada Jumat kesesokan harinya disebut hari Sugihan Bali, yang bermakna penyucian diri, penyucian kekuatan yang ada pada diri (buana alit).  

Berbagai lontar dan pustaka menyebutkan ada 3 butha kala yang menyerang manusia, yang disebut Sang Kala Tiga, sering disebut Kala-tiganing Galungan. Mereka adalah simbul dari angkara, kejahatan/adharma. Jadi dalam hal ini umat berperang untuk mengalahkan adharma  (semua hal yang bersifat negatif dalam kehidupan nyata).
Pada hari Minggu/Redite Pahing Dunggulan kita diserang oleh Sang Butha Galungan. Hari kedua, Senin/Soma Pon Dunggulan, akan datang Sang Butha Dunggulan, dan hari ketiga, Selasa/Anggara Wage Dunggulan kita diserang oleh Sang Butha Amangkurat. Oleh karena itu pada hari-hari tersebut dianjurkan anyekung jñana, artinya: mendiamkan pikiran agar jangan dimasuki oleh Sang Kala Tiga tersebut. Jika kita berhasil menyucikan pikiran dan meneguhkan hati, maka Butha Galungan tidak akan bisa menguasai kita.

Menurut beberapa referensi, di dalam Pustaka (lontar) Djayakasunu, pada hari Galungan itu Ida Sang Hyang Widhi Wasa menurunkan anugrah berupa kekuatan iman, dan kesucian batin untuk memenangkan dharma melawan adharma Intinya, makna perayaan Galungan adalah bergembira atas keberhasilan kita memenangkan dharma terhadap adharma. Oleh karena itu Galungan dirayakan dengan penuh kegembiraan dan rasa syukur atas limpahan karunia Ida Sang Hyang Widhi Wasa untuk keselamatan manusia dan seisi dunia. Hal ini ditandai dengan perayaan di pura keluarga, pura Kayangan Tiga, pura Sad Kayangan, Kayangan Jagat dan pura-pura besar lainnya.
Galungan di tahun 2013 ini jatuh pada hari Rabu tanggal 27 Maret 2013 dan 23 Oktober 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar