Minggu, 06 Maret 2011

Selamat Hari Raya Nyepi dan Tahun Baru Caka 1933

Nyepi yang datang setahun sekali selalu dirayakan dengan penuh sukacita oleh masyarakat Bali. Meskipun Nyepi selalu diawali oleh rentetan dari beberapa prosesi, namun yang paling mewarnai hari raya Nyepi adalah upacara Tawur Kesanga yang diakhiri dengan pengarakan Ogoh-ogoh ke sekeliling banjar/desa. Ogoh-ogoh, yang merupakan simbul dari Butha Kala umumnya digambarkan sebagai perwujudan yang seram.

Masyarakat Bali yang kreatif membuat ogoh-ogoh dalam berbagai wujud dan ukuran. Tak terkecuali anak-anak, mereka juga membuat ogoh-ogoh yang ikut diusung pula pada malam sehari sebelum Nyepi tersebut, dan kemudian dibakar seusai parade.

Di kota saya, Gianyar, pengaturan rute parade ogoh-ogoh diatur sedemikian rupa oleh pemerintah setempat. Masing-masing banjar mengirimkan perwakilannya, dan mereka akan berkumpul di alun-alun kota mulai jam 5 sore. Ogoh-ogoh yang diarak oleh sekitar 10-15 orang (umumnya anak muda) biasanya diiringi oleh gambelan beleganjur yang menambah semangat dan pawai obor. Kemeriahan pada malam tersebut akan menjadi kontras dengan dimulainya Nyepi keesokan paginya, dimana tidak ada aktifitas sama sekali selama 24 jam.

Sayang sekali, karena saya sedang hamil besar, saya tidak bisa ikut menonton parade ogoh-ogoh kali ini. Namun suami dan anak memberikan saya oleh-oleh foto2 yang mereka ambil saat menonton ogoh-ogoh di alun-alun kota Gianyar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar