Jumat, 22 Oktober 2010

Ngayah Megambel di Pura Dalem Kutri

Di Bali, seringkali kita mendengar istilah/kata "ngayah". Ngayah ini merupakan kegiatan yang umum di masyarakat Bali, dimana kita melakukan sesuatu secara ikhlas tanpa memperoleh imbalan. Biasanya istilah ngayah sering berhubungan dengan kegiatan upacara2 agama dan adat. Bisa dilakukan secara berkelompok (sebagai anggota banjar/sekaa), atau secara perorangan.

Kali ini sekaa gong (kelompok tabuh) PKK desa saya mendapat kesempatan untuk ngayah menabuh gamelan di desa tetangga, di Pura Dalem desa Kutri, tepatnya pada Buda Umanis Kulantir - 20 Oktober 2010. Hal itu diumumkan oleh guru tabuh kami, Bape Rangkep yang kebetulan berasal dari desa Kutri, seminggu sebelumnya.

Dengan suka cita kami berlatih secara intensif, biasanya kami berlatih 3 x seminggu, kini kami berlatih hampir setiap hari hingga 1 hari menjelang hari H. Ada 5 tabuh yang sudah kami kuasai dan akan kami tampilkan pada hari itu.

Rabu 20 Oktober jam 7 malam, ibu2 sudah berdandan rapi, mengenakan seragam kebaya dan sanggul Bali berkumpul di Balai Banjar. Selesai sembahyang bersama, mohon supaya acara dilancarkan, kami berangkat bersama2 menuju pura yang letaknya kurang lebih 200m dari Banjar kami.

Deg2an juga, karena ini pertama kalinya kami perform di luar desa setelah beberapa bulan berlatih. Tapi nggak apa-apa lah, sekalian uji mental hehe..

Rasa gembira dan puas setelah semua tabuh berhasil kami bawakan dengan kesalahan yang sangat minimum (maklum lah penabuhnya ibu2, jadi kadang2 suka lupa2 hehe..). Guru kami pun cukup senang melihat hasil performance kami saat itu.. Naah.. lain kali kita siap tampil ngayah di pura2 yang lebih jauh... :=)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar