Sabtu, 28 Juli 2018

Tuhan Nggak Sayang Aku

Pura Besakih - Mother Temple of Bali - Wisata Religi


Kejadian ini terjadi beberapa tahun lalu. Ketika itu anak pertama kami Gus Visnu masih duduk di kelas TK B.

Jadi ceritanya saat itu kami sekeluarga serta beberapa kerabat dekat bersembahyang bersama ke Pura Besakih. Kami bersembahyang di beberapa pura yang berada di kawasan "the mother temple of Bali" tersebut.

Beberapa pura yang kami kunjungi berada sedikit lebih tinggi, namun tidak terlalu jauh dari Pura Utama (Penataran) di kompleks Pura Besakih. Sehingga tidak perlu memakan waktu lama untuk bersembahyang dari satu pura ke pura lainnya. Hawa sejuk, lingkungan serba hijau dan aroma dupa yang menenangkan membuat anak-anak sangat menikmati wisata religi tersebut.

Pura Besakih - Bali Temple - Wisata Religi


Hingga saatnya untuk mepamit (pulang), anak-anak masih tetap dengan keceriaan mereka. Walaupun sudah diperingati, tetap saja mereka berlari-larian.. biasa kan.. anak kecil dimana aja pasti seperti itu.

Suasana ceria berubah menjadi sedikit tegang ketika Gus Visnu terjatuh di jalan turunan. Kakeknya yang berjalan dibelakangnya tidak sempat menahan anak kami, sehingga Visnu kecil menggelinding cukup jauh. Akhirnya ayahnya bisa mengejar dan menangkapnya.

Visnu mengalami luka robek di pelipis, darah mengucur hingga ke pipinya. Kami cukup panik saat itu, syukurlah saat itu ada pengendara motor yang lewat, tampaknya dia penduduk asli desa Besakih. Laki-laki itu menawarkan boncengan ke klinik terdekat. Sesuatu yang kebetulan sekali, karena kami tidak tahu dimana letak klinik yang terdekat dari tempat itu.

Akhirnya Visnu mendapat penanganan dokter dan dia cukup tabah tidak menangis selama lukanya dirawat dokter. Kami akhirnya bisa pulang dengan tenang, dan terimakasih kepada bapak pengantar sudah menolong dengan tulus (dia nggak mau dikasi imbalan, katanya kasihan liat anak kami pelipisnya berdarah).

Nah, hubungannya sama judul tulisan "Tuhan Nggak Sayang Aku" apa ya?...

Jadi begini... beberapa hari setelah kejadian, saat lagi berdua sama Visnu dia mengajak saya ngobrol tentang kejadian kemarin.

Gus Visnu: Bu, Tuhan itu benar-benar ada ya?
Saya: Ya, walopun kita nggak bisa melihat Tuhan, Tuhan itu benar-benar ada Gus...
Gus Visnu: Tuhan sayang sama kita nggak, Bu?
Saya: Tuhan pasti sayang sama kita.. apalagi kalau kita selalu ingat sama Tuhan, berdoa dan berjapa setiap hari...
Gus Visnu: Tapi kok Tuhan gak tolong aku waktu aku jatuh kemarin? Kok aku dibiarin sampai luka-luka sama Tuhan? Tuhan nggak sayang aku dong, Bu?
Saya: (hmm... a tricky question..)
Gini sayang.. Tuhan itu sayang sama kamu.. Tuhan nggak sengaja membiarkan kamu jatuh kok. Tuhan lagi memberikan kamu sebuah pengalaman. Yaitu, kalau tidak berhati-hati maka kamu akan jatuh.
Tuhan juga sudah mengirimkan pertolonganNya. Ingat nggak bapak-bapak yang nganterin kamu ke dokter? Bapak-bapak itu Tuhan yang kirim...
Kalau Tuhan nggak mengirim dia untuk menolong kamu, dia nggak akan datang.. Juga bu Dokter itu.. bu Dokter itu ditugaskan oleh Tuhan untuk menolong kamu. Kalo Tuhan nggak menugaskan dia menolong kamu, maka dia nggak akan ada di tempat prakteknya sore itu.
Gus Visnu: hmm jadi.. mereka yang menolong itu semua disuruh Tuhan ya Bu? Gimana caranya Tuhan menyuruh mereka?
Saya: (what a tricky question.. again..) Tuhan nggak ngomong langsung ke mereka sayang, mereka juga sama seperti kita nggak bisa melihat Tuhan. Tapi Tuhan ada di hati mereka. Tuhan mengetuk hati mereka untuk menolong..
Jadi, jangan pernah meragukan kasih sayang Tuhan ya.. Pertolongan Tuhan selalu datang dengan cara yang tidak pernah kita duga.. OK?
Gus Visnu: OK, Bu (toss!)

Senang melihat senyum mengembang di wajahnya :)

Kamis, 26 Juli 2018

Radang Tenggorokanku Sembuh Dengan Minum Air Jahe


Jahe, tanaman akar rimpang ini selalu harus ada di dapur kami. Awalnya sih cuma dipakai untuk campuran bumbu masakan (hampir semua masakan bumbu Bali menggunakan jahe). Tapi sekarang jahe nggak cuma dipakai buat masak saja, karena jahe ternyata banyak sekali manfaatnya untuk kesehatan.

Kalau dulu saya minum antibiotik setiap kali kena radang tenggorokan, sekarang saya sudah bilang say goodbye sama mereka.

Ada dua merek antibiotik yang dulu biasa saya pakai setiap kena radang, yakni: FG T..c..s dan De..rol - gak enak nyebutin merek.., mereka cukup membantu membebaskan saya dari radang tenggorokan (plus minum air hangat yang buanyaak..).

Sejak saya mencoba jahe untuk mengatasi radang tenggorokan, saya sudah nggak pernah nyetok dua obat tersebut. Karena jahe selain manjur untuk radang tenggorokan, masih banyak juga manfaat jahe lainnya untuk kesehatan, dan efek sampinya hampir nggak ada.

Kalo terkena radang tenggorokan biasanya ngerasa rada-rada kering di tenggorokan, susah nelan dan merasa gak nyaman gitu. Saya langsung bikin air jahe (bahasa sananya Ginger Tea) untuk mengatasi radang tengorokan saya biar nggak semakin parah.

Cara bikinnya gampang banget: jahe dikupas dan dicuci bersih. Siapkan beberapa iris jahe yang sudah bersih kemudian diseduh dengan air panas 1 gelas. Tunggu sebentar sampai kita bisa meminumnya, lalu minum selagi hangat. Saya biasanya minum beberapa kali sehari sampai tenggorokan merasa lega.

Kadang-kadang saya menambahkan green tea (teh hijau) saat menyeduhnya. Minuman green tea jahe juga bagus buat kesehatan dan cocok juga buat yang ingin melangsingkan badan.

Tapi buat ibu hamil, sebaiknya berkonsultasi ke dokter ya.. kalau ingin meminum jahe maupun green tea ini...

Bonus bacaan:
Jahe - Obat Tradisional Untuk Flu, Pilek dan Radang Tenggorokan
Jahe Untuk Melangsingkan Tubuh dan Menurunkan Berat Badan
Mengkonsumsi Jahe Berlebihan, Adakah Efek Sampingnya?